Pada abad ke 7, bangsa Nusantara menorehkan (kembali) Puncak Peradaban, yang ditandai dengan dibangunnya sebuah struktur mandala besar yang akhirnya berdiri sebagai sebuah monument abadi yang dinamakan candi Borobudur. Ini merupakan bukti bahwa pada saat itu para Leluhur bangsa ini telah berhasil mencapai tingkat Peradaban dan Kebudayaan Tinggi.
Namun realita saat ini, walaupun candi Borobudur diakui sebagai tinggalan yang sangat monumental, kita sebagai pewarisnya belum dapat membuktikan kehebatannya. Hal ini disebabkan oleh paradigma sebagian besar masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa candi Borobudur hanyalah sebatas tumpukan / bangunan yang terbuat dari batu sebagai peninggalan masa lalu (dead monument) dan obyek wisata.
Jauh sebelum datangnya pengaruh budaya Hindu, bangsa Jawa telah memiliki keterampilan budaya atau pengetahuan yang mencakup 10 butir, yakni :
- Wayang
- Gamelan
- Ilmu Irama Sajak
- Batik
- Pengerjaan Logam
- Sistem Mata Uang sendiri
- Ilmu Teknologi Pelayaran
- Astronomi
- Pertanian Sawah
- Birokrasi Pemerintahan yang Teratur
Borobudur bukanlah hanya warisan yang bersifat fisik saja. Namun di dalamnya banyak tersembunyi hasil pencapaian Budaya dan Ilmu Pengetahuan yang harus digali dan dipelajari, bukan hanya oleh para ilmuwan, namun lebih penting dapat dipahami oleh masyarakat pewarisnya, yaitu kita semua.
Untuk itu, dibutuhkan adanya pemikiran-pemikiran cemerlang serta sebuah upaya bersama, agar keberadaan Borobudur dapat menjadi Sumber Daya Budaya bagi para pewarisnya. Borobudur bukan hanya sekedar candi, namun juga sebuah Mahakarya yang di dalamnya tersimpan berbagai ilmu pengetahuan yang sengaja ditinggalkan para Leluhur, untuk dapat dibaca dan dimanfaatkan dalam segenap aspek kehidupan di masa yang akan datang.
Di antaranya adalah relief Instrumen Musik yang terpahat di dinding candi Borobudur. Adalah hal yang sangat luar biasa, bahwa setelah lebih dari 1300 tahun berlalu, banyak instrumen musik yang tergambar di relief candi Borobudur masih tetap dimainkan sampai saat ini di berbagai tempat di INDONESIA dan di BERBAGAI PENJURU DUNIA. Hal tersebut merupakan bukti, bahwa Peradaban Leluhur kita, masih mewarnai kehidupan dunia sampai saat ini
Bentuk alat musik yang ada di relief candi Borobudur tersebut, saat ini tersebar ke-34 Provinsi di Indonesia. Bahkan beberapa jenis alat music yang dipakai saat ini, masih sama persis menyerupai bentuk yang ada di relief candi. Lebih luas lagi, ada kesamaan atau kemiripan yang sangat signifikan antara bentuk alat musik di relief Borobudur dengan alat musik yang saat ini masih dimainkan di-lebih dari 40 Negara di dunia.
adalah upaya Anak Bangsa untuk mengenali lebih dalam Kebesaran Peradaban lampau melalui Budaya dan Ilmu Pengetahuan, mengacu pada bukti tak terbantahkan di relief Borobudur.
Sound of Borobudur merupakan Gerakan Kebangsaan melalui Budaya, dengan menggaungkan kembali bunyian Peradaban Borobudur yang terpendam selama ribuan tahun, agar dapat dimanfaatkan di masa depan. Salah satunya adalah dengan melalui media Seni (sebagai Produk Budaya), dalam mengajarkan nilai warisan leluhur, untuk membangun Manusia Indonesia yang memiliki akar jati diri yang kuat, baik, welas asih, saling menolong, serta berbakti pada Negara. Yang mana hal tersebut merupakan modal utama untuk membangun Negara dan Rakyat Indonesia.
Seluruh instrumen musik di relief candi Borobudur yang telah di-reaktualisasi, akan dimainkan dalam Sound of Borobudur Orchestra, dan diharapkan dapat dipergelarkan ke seluruh penjuru dunia sebagai Duta Budaya Indonesia . untuk menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan warga dunia, bahwa sejak dulu bangsa Indonesia sudah memiliki Peradaban Tinggi dan Budaya Luhur.